crystal clear (2)

“Airin,” panggil Farelio lembut.

Airin, gadis cantik itu hanya diam sembari menatap deburan ombak lembut yang menari di hadapannya.

Farelio menghela napas panjang untuk kemudian memposisikan dirinya duduk di samping gadis kesayangannya.

“Kamu dari mana, Rel?” tanya Airin tanpa memalingkan tatapannya. “Kamu udah makan?” lanjutnya.

Farelio, lelaki tampan itu berniat untuk tidak menjawab pertanyaan yang Airin lontarkan padanya.

Ia lebih memilih untuk memandang pahatan indah wajah cantik gadisnya. Ditatapnya wajah yang selalu menjadi penawar ketika amarah datang menyelimutinya.

“Maaf,” ujar Farelio.

“Kenapa kamu minta maaf, Rel?” balas Airin memastikan.

Akhirnya, gadis cantik itu menolehkan pandangan pada lelaki tampan yang duduk di samping kanannya.

Airin, gadis cantik itu tidak menangis ataupun marah. Bahkan, di wajah cantiknya terpatri simpul manis yang selalu menjadi kesukaan Farelio.

“Maaf, aku gak ada waktu kamu butuh,” jawab Farelio.

Bukannya meladeni permohonan maaf dari lelaki kesayangannya, Airin malah terkekeh. Tangan kanannya bergerak untuk mengusap sebelah pipi Farelio.

“Akan selalu begini, Rel,” ucap Airin.

Farelio menangkup tangan kecil yang mengelus lembut pipinya. Lelaki tampan itu menggenggam tangan gadisnya erat.

“Setiap saat kamu nyakitin aku dan setiap saat aku berpikir untuk pergi dari kamu, tapi aku gak bisa. Mau sehebat apapun rasa sakit ini, mau seberapa keras aku berusaha untuk pergi, aku selalu balik lagi ke kamu. Aku gak tau hubungan ini baik atau enggak, untuk kita,” jelas gadis cantik itu.

Dengan penjelasan singkat nan menusuk hati, Farelio dapat melihat genangan air bening yang menumpuk di pelupuk manik indah gadisnya.

“Kamu harus tau aku sayang banget sama kamu, Farelio,” final Airin.